Selasa, 20 November 2012

Artikel " Pembelajaran Komputer di Usia Dini "



Resti Mustika Sari, 
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini,
Universitas Negeri Padang

Bukan lagi informasi baru bahwa 3 tahun pertama anak adalah usia emas baginya untuk menyerap informasi sebanyak-banyaknya. Berdasarkan pengetahuan ini makin banyak didengungkan mengenai pentingnya pendidikan anak usia dini. Perlu orang tua ketahui bahwa anak memiliki kemampuan yang perlu diasah sejak dini, karena dengan mereka memiliki berbagai kemampuan tersebut tentunya sudah dapat dibentuk sejak dini.
Pemanfaatan komputer untuk pendukung pendidikan anak usia dini (PAUD) bukanlah langkah tabu, bahkan komputer dapat mendukung kegiatan belajar anak dengan permainan (game) yang menarik dan menyenangkan.
Pendidikan anak dirancang untuk memadukan kegiatan belajar dan bermain (edutainment).
Hal itu mengacu pada sifat alamiah anak yang dunianya adalah bermain. Bagi anak jarak antara belajar dan bermain begitu tipis. Pembelajaran lebih efektif bila dilakukan dalam keadaan fun dan bebas dari tekanan (revolution learning).
Pemanfaatan komputer tetap mengacu pada kebutuhan anak mengembangkan kecakapan hidup dengan suasana bermain. Anak usia dini butuh upaya-upaya pendidikan untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan fisik dan psikis, seperti intelektual, bahasa, motorik, dan sosio-emosional. Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.
Apakah pembelajaran komputer di usia dini sudah diperlukan saat sekarang ?
 Pertanyaan ini sering dilontarkan menimbang banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan baik secara fisik maupun rasa sosial anak. Seperti kurangnya perhatian anak terhadap orang sekitarnya. Dirasa serba salah memang jika anak bersahabat dengan komputer. Di satu sisi orang tua tidak ingin anak mereka gagap teknologi dan bisa lebih banyak belajar melalui komputer, disisi lain ada dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan komputer yang tidak tepat. Nah penggunaan komputer tidak tepat itulah yang menjadi kata kunci masalahnya.
Saat ini komputer telah menjadi bagian hidup dari masyarakat, tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Selain memiliki manfaat, komputer juga dapat memberi dampak negatif. Tentu saja amat dibutuhkan kepedulian orang tua dan juga para pendidik untuk mencegah anak terkena dampak negatif dari kecanggihan teknologi ini.
Perlu kita sadari bahwa kemunculan teknologi komputer sendiri sebenarnya bersifat netral. Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak.
Belajar menggunakan media komputer memberi beberapa manfaat antara lain sebagai berikut:
  1. Anak menjadi lebih senang belajar karena adanya perangkat lunak pendidikan yang diprogram semenarik mungkin. Misalnya, perangkat lunak program pengetahuan dasar membaca. Anak akan lebih suka belajar membaca melalui program yang disertai gambar yang dapat bergerak dan bersuara, tulisan yang dapat membuka halaman lain, atau huruf-huruf yang dapat berubah-ubah warna.
  2. Selain program pendidikan, komputer juga menawarkan program aplikasi berbentuk permainan elektronik edukatif yang membantu anak untuk belajar bagaimana bertahan, membuat strategi, membangkitkan semangat kepemimpinan, dan bermain peran (role play).
  3. Anak dapat belajar mengenal warna dan bentuk-bentuk melalui program pendidikan yang dioperasikan dengan komputer.
  4. Secara tidak langsung, anak yang sejak kecil dibiasakan menggunakan komputer sedang dilatih suatu keterampilan yang amat penting bagi mereka saat mereka menginjak dewasa dan masuk dalam dunia kerja.
Selanjutnya perlu juga kita ketahui dampak negatif apa saja yang dapat timbul dari penggunaan komputer. Tujuannya tentu saja bukan untuk melarang anak memakai manfaat komputer, melainkan sebagai acuan bagi para pendidik untuk lebih terlibat untuk membimbing dan mengawasi anak menggunakan komputer.
  1. Karena terlalu sering bermain komputer, anak-anak dapat kehilangan waktu untuk bermain dengan teman-temannya dan kehidupan sosialnya menjadi kurang seimbang.
  2. Anak juga dapat menjadi malas membaca buku dan menulis karena banyak waktu yang dihabiskan di depan komputer. Prestasi di sekolah bisa menurun karena tugas-tugas yang tidak diselesaikan.
  3. Adanya permainan beraroma kekerasan dan agresif memicu munculnya perilaku-perilaku agresif dan sadistis pada diri anak.
  4. Akses negatif juga bisa didapatkan melalui internet. Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet. Karena melalui internet berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang.
Mengingat penggunaan manfaat komputer adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari pada saat ini dan masa yang akan datang, anak tetap harus dikenalkan dengan komputer walaupun ada pengaruh yang tidak baik yang dapat ditimbulkan. Yang terpenting adalah bagaimana para pendidik dan orang tua dapat menjadikan komputer aman dan bermanfaat bagi anak.
  1. Kenalkan komputer pada anak sesuai dengan usia mereka. Pengenalannya dapat dimulai dengan membimbingnya menyentuh komputer, memegang mouse, mengetik huruf-huruf di keyboard. Perkenalkan pada berbagai program komputer yang menarik bagi mereka, khususnya program yang bersifat edukatif.
  2. Jangan biarkan mereka membeli atau meminjam program tanpa sepengetahuan Anda.
  3. Temani anak saat mereka menggunakan komputer. Arahkan dan bimbing mereka dalam komunikasi yang hangat. Ada baiknya menggunakan kata kunci (password) agar anak tidak menggunakan komputer tanpa pengawasan orang dewasa.
  4. Jangan perlihatkan semua program komputer yang akan diberikan kepada anak. Berikan satu per satu, tahap demi tahap. Jika memungkinkan, buat tes kecil untuk mereka. Jika lulus, barulah mereka boleh mencoba program yang baru. Dengan demikian kita lebih selektif memilih program komputer yang tepat, aman, dan memenuhi kebutuhan anak.
  5. Pendidik dan orang tua hendaknya terus mengembangkan pula kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan komputer. Terkadang yang terjadi malah sebaliknya, anak sudah menjadi lebih “canggih” dari pendidik dan orang tua mereka. Hal tersebut dapat mengakibatkan pengawasan dan bimbingan menjadi terbatas pada kemampuan pendidik atau orang tua saja.
  6. Buatlah kesepakatan bersama anak mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya dengan komputer. Dalam membuat kesepakatan libatkan anak agar dia juga dapat merasa bertanggung jawab untuk melaksanakan setiap peraturan yang sudah dibuat bersama. Beberapa contoh peraturan yang dapat dimasukkan dalam daftar misalnya, tidak boleh menggunakan komputer apabila tugas-tugas sekolah belum selesai, waktu untuk menggunakan komputer maksimal satu jam setelah semua kegiatan selesai, waktu yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur. Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik baginya. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh pendidik, setidaknya sampai anak berusia dua belas tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran komputer sejak usia dini perlu. Sifatnya yang netral perlu dicermati sebijak mungkin sehingga meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan. Hal ini tergantung bimbingan dan kontrol dari orangtua ataupun guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar