AECT
menguraikan bahwa sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik
dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam
kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan dengan dengan cara
yaitu dilihat
dari keberadaan sumber belajar yang direncanakan dan dimanfaatkan.
Sumber belajar
adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun
berbagai keterampilan kepada murid maupun guru (Sudono, 2000:7).
Hamalik (1994:195), menyatakan bahwa sumber belajar adalah semua sumber yang
dapat dipakai oleh siswa, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa
lainnya, untuk memudahkan belajar.
Mudhofir
(1992:13) menyatakan bahwa yang termasuk sumber belajar adalah berbagai
informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam
bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamlet, majalah, dan
lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset, videocassette,
dan lain-lain).
Dari
kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat dimanfaatkan guru maupun siswa dalam mempelajari materi
pelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran
tersebut.
Macam-macam
Sumber Belajar AECT menguraikan bahwa sumber belajar meliputi: pesan, orang,
bahan, alat, teknik dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang
digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan menjadi dua,
yakni sumber belajar yang sengaja direncanakan dan sumber belajar yang
dimanfaatkan. Penjelasan kedua hal tersebut sebagai berikut:
1.
Sumber belajar yang sengaja direncanakan (by design) yaitu semua sumber
belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem
instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat
formal.
2.
Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) yaitu sumber belajar yang
tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat
ditemukan, diaplikasi, dan digunakan untuk keperluan belajar (Satgas AECT,
1986:9). Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa sumber belajar
merupakan salah satu komponen sistem instruksional yang dapat berupa: pesan,
orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (lingkungan). Sumber belajar
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ø
Pesan,
adalah pelajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk
ide, fakta, arti, dan data.
Ø Orang, mengandung pengertian
manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Tidak
termasuk mereka yang menjalankan funsgi pengembangan dan pengelolaan sumber
belajar.
Ø Bahan, merupakan sesuatu (bisa
pula disebut program atau software) yang mengandung pesan untuk disajikan
melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri.
Ø Alat, adalah sesuatu (biasa pula
disebut hardware) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan di
dalam bahan.
Ø Teknik, berhubungan dengan
prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan,
orang, dan lingkungan untuk menyampaikan pesan.
Ø
Lingkungan,
merupakan situasi sekitar di mana pesan diterima (Mudhoffir, 1992:1-2).
Secara
umum, sumber belajar dapat berupa:
1. Barang Cetak, seperti
kurikulum, buku pelajaran, Koran, majalah, dan lain-lain.
2. Tempat, seperti: sekolah,
perpustakaan, museum, dan lain-lain
3. Nara sumber/orang, seperti:
guru, tokoh masyarakat, instruktur, dan lain-lain.
Jenis-jenis
sumber belajar tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam
proses belajar-mengajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan
demikian hasil belajar peserta didik pada dasarnya merupakan interaksi antara
komponen sistem instruksional dengan peserta peserta didik.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan guru manakala mengelola sumber belajar
dan alat permainan, yakni:
1. Perencanaan
Hal-hal yang terkait dengan perencanaan meliputi:
1.
jumlah
dan usia anak,
2.
menerapkan
sistem pengajaran untuk pembiasaan perilaku,
3.
keuangan, dan
4.
persiapan ruangan.
2. Pengadaan
Ruang lingkup pengadaan meliputi:
(1) pemahaman tentang alat-alat
permainan,
(2) alat permainan yang ada di dalam
ruangan, dan
(3)
alat permainan di luar ruangan.
Alat permainan yang selalu ada di
ruang sekolah adalah:
Balok besar polos atau berwarna, Balok
kecil polos atau berwarna, Balok yang terbuat dari kardus, Balok bersusun
yang terdiri dari balok yang ukurannya besar sampai dengan kecil, Balok cuissenaire yaitu balok sepuluh
tingkat dari 1-10cm, Balok kubus yang berukuran 2 cm2, Keping-keping kayu
dengan bentuk geometri, Keping-keping kayu dengan beragam bentuk, ukuran, dan
warna , Mozaik kubus yaitu balok kubus berisi 4cm dengan desain di atas
bidangnya, Mozaik bebas yaitu keping bentuk geometri untuk mencipta desain, Mozaik
terbatas di atas papan berukuran, Mozaik dari karton tebal, Papan pasak 25,
yaitu papan yang berlubang 25 dengan 25 buah pasak, Papan pasak 25 dari
rendah ke tinggi, yaitu papan yang berlubang 25 dengan 25 buah pasak dari
rendah ke tinggi, Papan geometri yaitu papan yang berisi empat bentuk, seperti
bujur sangkar, lingkaran, Papan matematika bentuk kerucut, limas, kubus,
silinder 3 dimensi, papan hitung 1-5, dan papan hitung 1-10, Papan warna yaitu
papan dengan sembilan warna, Menara gelang lingkaran, segitiga, bujursangkar,
segi enam berwarna hijau merah biru kuning, Tangga kubus dan silinder yaitu
papan dengan 5 tongkat dan butir manik-manik besar berbentuk silinder dan
kubus, Meronce, berbagai bentuk butir manik-manik ukuran besar, Puzel dengan
jumlah potongan satu sampai dua puluh lima, Berbagai bentuk papan yang
berlubang untuk menjahit Tidak kalah penting alat permainan yang berbentuk
media cetak yaitu: Gambar benda-benda yang berhubungan dengan tema kegiatan yang
mungkin akan dimunculkan.
Permainan papan (game boards)yang akan di gunakan untuk mendalami berbagai
konsep
-
Berbagai bentuk huruf dan bilangan
-
Gambar-gambar untuk mendukung bertemunya suara awal dan
akhir
-
Berbagai model bentuk yang dibuat sesuai dengan kebutuhan
-
Papan permainan yang berisi gambar yang sama, sejenis,
atau berpadanan (lotto gambar)
- Gambar-gambar tentang tema yang dapat menarik minat anak,
misalnya gambar rumah, sekolah, rumah sakit, lapangan terbang, stasiun,
terminal bis, pemandangan gunung, pantai atau hutan
- Gambar berbagai profesi yang ada di masyarakat:
-
Peralatan utama dipergunakan oleh berbagai profesi di
masyarakat, seperti stetoskop
untuk dokter gigi, topi polisi,
mobil pemadam kebakaran, kamera, jaring bagi nelayan ikan, gergaji untuk
tukang kayu, palu, gunting, untuk tukang pangkas rambut, selendang penari,
topeng bagi penari
- Gambar berbagai alat musik seperti pianika, piano, suling,
gitar, alat perkusi, kastanet seperti tambur, gendang, simbal, gamelan,
marakas, organ
-
Berbagai alat musik berekspresi dan melakukan berbagai
keterampilan seperti kuas, cat air, lilin, plastilin, dan tanah liat
- Alat bermain seperti kantung biji, bola, tali, ban mobil,
bola kecil, berbagai boneka tangan, boneka orang, boneka binatang
-
Perabot rumah tangga berukuran kecil seperti lemari,
kompor, lemari dapur atau lemari hias.
Alat permainan yang berada di luar
ruangan meliputi:
-
Papan jungkit dalam berbagai ukuran
-
Ayunan dengantiang yang tinggi maupun ayunan kursi
-
Bak pasir dengan berbagai ukuran
-
Bak air yang bervariasi
-
Papan peluncuran
-
Bola dunia untuk panjatanak
-
Tali untuk melompat
-
Terowongan yang terbuat dari gorong-gorong
-
Titian yang beragam tinggi dan lebar
-
Bola keranjang dengan bola yang terbuat dari kain
-
Ban mobil bekas untuk digulingkan
-
Kolam renang dangkal sebagai pengenalan berenang (bila
memungkinkan)
3. Penyimpanan dan Pengawetan
Selain penyimpanan yang teratur terhadap alat-alat
permainan, juga perlu diperhatikan mengenai tingkat kelembaban ruang udara
pada sumber belajar, perpustakaan, atau ruang kelas. Tempat yang lembab dapat
menumbuhkan jamur yang akibatnya dapat merusak alat permainan. Untuk
menyimpan alat-alat permainan dan buku-buku yang jarang digunakan, kita dapat
menggunakan rak atau lemari yang tertutup. Sebaliknya bila alat permainan
sering digunakan, dapat disimpan dalam kotak tertutup dan beroda sehingga memudahkan
anak untuk membawa atau mendorong ke tempat yang lebih luas untuk bermain.
4. Penggunaan dan Keteraturan
Penggunaan
adalah konsep
keselamatan dan keteraturan kerja. Tempat atau lahan ketika anak menggunakan
alat permainan sebaiknya dikondisikan sebagai tempat yang memberikan
kesempatan pada anak untuk dapat berkonsentrasi dengan baik dan menjadikan
anak-anak tersebut menikmati masa belajarnya.
5. Evaluasi
Evaluasi
penggunaan dan pengelolaan alat bermain terdiri atas dua tahap yakni
pendataan penggunaan dan pendataan cara mengurus alat permainan. Dalam proses
pembelajaran sehari-hari dapat kita pantau tingkat kemahiran dan kreativitas
anak dalam memainkan alat pembelajarannya.
DAFTAR PUSTAKA
AECT. 1986. Definisi Teknologi
Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Anggani Sudono. 2000. Sumber
Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo.
Depdikbud. 1995. Program Kegiatan
Belajar Taman Kanak-Kakak, Landasan, Program dan pengembangan Kegiatan
Belajar. Jakarta: Depdikbud.
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar