Jumat, 14 Desember 2012

Keterampilan Apa Saja yang Perlu Dimiliki Seorang Penddidik ?


Sebagaimana Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai substansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga merupakan
keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar.

1.      Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh seorang guru karena hampir pada setiap kegiatan pembelajaran guru mengajukan pertanyaan. Dan kualitas pertanyaan guru menentukan kualitas jawaban yang diberikan anak didik.

Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan tersebut adalah:
a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
b. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
c. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
d. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
f. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
g. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
h. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.

Keterampilan bertanya dapat di bagi menjadi 2, yaitu :
a.      Keterampilan Bertanya dasar
Komponen - komponen keterampilan bertanya dasar ini untuk membantu siswa merespon pertanyaan guru, pertanyaan harus disusun dengankata-kata yang cocok dengan tingkat perkembangan  kelompok. Dalam menyusun pertanyaan dapat diberikan kata-kata kunci untuk menjawabnya.Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar dibagi menjadi enam adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan Pertanyaan secara jelas dan singkat. Guru memberi pertanyaan kepada anak harus secara jelas dan singkat dengan  menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh anak sesuai dengan taraf perkembangannya.
b. Pemberian acuan. Sebelum memberikan pertanyaan  kadang-kadang guru perlu memberikan acuan  yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari anak. Melalui acuan ini dimungkinkan peserta didik mengolah informasi untuk menemukan jawaban yang tepat.
c. Pemindahan giliran. Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa karena jawaban siswa benar atau belum memadai. Pemberian giliran dalam menjawab pertanyaan, selain untuk melibatkan peserta didik secara maksimal peserta didik, serta untuk menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan.
d. Memusatkan perhatian, pertanyaan ang diajukan biasanya menggirign pada persoalan atau pokok bahasan.
e. Penyebaran pertanyaan. Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam pembelajaran, guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak. Guru hendaknya berusaha agar semua siswa mendapat giliran secara merata.
f. Pemberian waktu. Tiap siswa berbeda dalam kecepatan merespon pertanyaan, dalam berbeda pula tingkat kemampuan berbicara jelas. Setelah mengaju kanpertanyaan kepada anak, guru perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.
g. Pemberian tuntunan. Bila siswa itu menjawab salah atau tidak dapat menjawab, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa itu agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar
b.      Keterampilan bertanya lanjutan.
Keterampilan bertanya lanjutan merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berfikir anak didik, memperbesar partisipasi dan mendorong anak agar dapat berinisiatif sendiri. Komponen keterampilan bertanya adalah :
1.Pertanyaan yang diajukan  hendaknya jangan bersifat hafalan saja, tetapi menuntut kemampuan kognitif yang lebih tinggi.
2.Pertanyaan hendaknya disusun dari tingkat kognitif yang rendah ketingkat kognitif yang lebih tinggi.
3.Penggunaan pertanyaan pelacak
Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut. Beberapa teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan.
a. Klasifikasi: Jika siswa menjawab dengan kalimat yang kurang tepat, guru dapat memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa tersebut untuk menjelaskan dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik.
b. Meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) yang dapat menun¬jang kebenaran pandangannya dalam menjawab pertanyaan guru.
c. Meminta kesempatan pandarigan: Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolakan disertai alasan terhadap jawaban rekannya, agar diperoleh pandangan yang dapat diterima oleh semua pihak.
d. Meminta kesempatan jawaban: Guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban yang diberikannya bila dianggap kurang tepat.
e. Meminta jawaban yang lebih relevan: Bila jawaban siswa kurang relevan, guru dapat meminta jawaban yang benar dan relevan dari siswa
tersebut.
f. Meminta contoh: Bila siswa menjawab dengan samar-samar, guru dapat meminta siswa untuk memberikan ilustrasi atau contoh konkret tentang apa yang dikemukakannya.
g. Meminta jawaban yang lebih kompleks: Guru dapat meminta siswa tersebut untuk memberi penjelasan atau ide-ide penting lainnya sehingga jawaban yang diberikannya menjadi lebih kompleks.
4.Peningkatan terjadinya interaksi
Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan basil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa 

2.      Keterampilan Memberikan Penguatan (Reinforcement)
Keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respons guru yang merupakan bagian dari upaya modifikasi segala tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responsnya terhadap stimulus yang diberikan guru sebagai suatu dorongan atau koreksi.
Tujuan dari pemberian penguatan (reinforcement) adalah :
1.              Meningkatkan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan materi pelajaran yang sedang dibahas.
2.              Memudahkan anak belajar.
3.              Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa.
4.               Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran dan mengarahkan kepada perilaku yang produktif.
Jenis-jenis penguatan (reinforcement) anatara lain :
1.      Penguatan Verbal
Merupakan penguatan yang diungkapkan melalui kata-kata yang diucapkan oleh guru baik kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi. Misalkan ketika guru mengajukan sebuah pertanyaan kemudian dijawab siswa dengan tepat maka guru memberikan pujian kepada siswa tersebut dengan mengatakan :”Seratus buat kamu!”, “Sangat tepat jawabanmu”, atau “Wah...cerdas kamu”, dan lain sebagainya.
2.      Penguatan Non-Verbal
Merupakan penguatan yang diberkan oleh guru melalui ungkapan bahasa isyarat dengan menggunakna bahasa tubuh, misalkan melalui acungan jempol atau anggunkan kepala tanda setuju.

3.       Keterampilan Dasar Pemberian Variasi
Dalam kegiatan proses belajar mengajar suatu saat baik guru dan terutama siswa akan merasakan kejenuhan atau kebosanan. Dampak yang terjadi pada siswa yaitu mulai dari kurangnnya perhatian, mengantuk, mengobrol, melakukan aktivitas sendiri, mencari perhatian bahkan tak terhindari ada siswa yang mencoba mengganggu teman lainnya. Bila hal ini terjadi guru harus mengadakan variasi dalam mengajar. Variasi dalam mengajar adalah salah satu keterampilan guru dalam proses interaksi belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi tingkat kebosanan belajar siswa, sehingga siswa menunjukkan kembali ketekunan, kegairahan serta partisipasi dalam proses pembelajaran.
·         Tujuan Variasi Pengajaran :
1. Membangkitkan, meningkatkan serta memelihara perhatian siswa selamaproses pembelajaran berlangsung.
2. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya terhadap hal-hal yang baru.
3. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi belajar siswa.
4. Memberi kesempatna kepada sisiwa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
5. Memupuk dan membentuk sikap posisitf siswa terhada guru di sekolah.
6. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
7. Memberikan kemungkinan kesempatan belajar secara individual.
8. Menyediakan lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk belajar.
·         Komponen-komponen variasi mengajar antara lain :
             a.Variasi gaya mengajar
Variasi gaya mengajar yang dapat dikembangkan meliputi :
1. Variasi suara (rendah, tinggi, besar, kecil)
2. Pemusatan dan penekatan perhatian siswa.
3. Membuat kesenyapan, kebisuan, dan selingandiam sebentar.
4. Mengadakan kontak pandang dengan siswa.
5. Penggunaan bahsa tubuh atau gerakan anggota badan.
6. Perubahan posisi grur dari depan ke belakang atau dari kiri ke kanan.
                b.Variasi dalam penggunaan alat, media, dan sumber belajar
1. Penggunaan alat, media,dan sumber belajar yang dapat dilihat (grafik, bagan, poster, diorama, specimen, gamabar, film, slide)
2. Penggunaan alat, media,dan sumber belajar yang dapat didengar (tape recoder, suara tape, puisitasi, dll.)
3. Penggunaan alat, media,dan sumber belajar yang dapat dilihat dan didengar (televise, LCD, internet,dll.)
4. Penggunaan alat, media,dan sumber belajar yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakkan (model, topeng, patung, dll.)
5. Penggunaan alat, media,dan sumber belajar yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (film, televise, slide proyektor,dll.)
             c.Variasi dalam pola interaksi belajar-mengajar
1. Interaksi satu arah yaitu interaksi antara guru dan anak, dimana guru menempatkan diri sebagai pusat interaksi terhadap seluruh anak.
2. Interaksi Dua arah, yaitu  merupakan  interaksi yang dikembangkan dari guru kepada anak dan juga memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi kepada anak.
3. Interaksi Multi arah yaitu pola interaksi yang dikembangkan antara guru dengan anak dan anak dengan guru dan juga interaksi antara anak sendiri secara bergantian.
4.      Keterampilan  Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dalam  pembelajaran ialah ketrampilan menyajikan informasi secara lisan mengenai suatu bahan pelajaran yang disampaikan secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya sehingga memudahkan siswa untuk memahami bahan pelajaran misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau sesuatu yang belum diketahui (Hasibuan, dkk :1994).
·         Tujuan keterampilan menjelaskan :
a. membimbing anak dalam memahami konsep, hukum, prinsip, atau prosedur.
b. membimbing anak menjawab pertanyaan secara bernalar.
c. melibatkan anak untuk berfikir.
d. mendapat balikan mengenai pemahaman anak,
e. membantu anak meghayati beberapa proses penalaran.
·         Prinsip penggunaan ketrampilan menjelaskan:
a.Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah atau di akhir pelajaran
b.Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran
c.Guru dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari siswa atau diperlukan oleh guru untuk menjelaskan. Ini berarti tidak semua topik atau bahan pelajaran harus dijelaskan guru.
d.Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa
 e.Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang kemampuan dan karakteristik siswa terutama dalam hal penggunaan bahasa.
·         Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
      a. Merencanakan penjelasan :
1. Isi pesan (materi).
2. Penerima pesan (siswa).
     b. Menyajikan suatu penjelasan :
1. Kejelasan.
2. Penggunaan contoh dan ilustrasi.
3. Pemberian tekanan.
4. Balikan.
5.      Keterampilan  Memimpin diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil adalah proses yang melibatkan kelompok-kelompok kecil dalam interaksi tatap muka secara informal dengan tujuan berbagi pengalaman atau informasi, memecahkan masalah atau mengambil keputusan. Diskusi kelompok merupakan salah satu strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep, ini dapat meningkatkan kreativitas siswa, membina kemampuan berinteraksi, serta keterampilan berbahasa.
·         Syarat-syarat diskusi kelompok:
1. Melibatkan kelompok antara 3-9 orang
2. Berlangsung dalam interaksi tatap muka secara informal
3. Mempunyai tujuan yang akan dicapai melalui kerjasama antar anggota kelompok
4. Berlangsung menuju proses yang sistematis menuju suatu kesimpulan
·         Dalam keterampilan membimbing diskusi peran utama guru adalah sebagai :
1. Sebagai Koordinator belajar                    5. Fasilitator
2. Perencana Tugas bersama                       6. Katalisator
3. Pemandu aktivitas siswa                          7. Nara sumber
4. Penilai kemajuan kelompok
·         Keuntungan diskusi kelompok bagi siswa yaitu:
1. Siswa dapat berbagi informasi dalam menjelajahi gagasan baru atau memecahkan suatu masalah
2. Menngkatkan pemahaman terhadap masalah-masalah penting
3. Mengembangkan kemampuan untuk berfikir dan berkomunikasi
4. Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
5. Terbina semangat kerjasama yang sehat serta kelompok yang kohesif dan bertanggung jawab.
·        
6.      Keterampilan Mengelola kelas
Yang dimaksud dengan keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal, apabila terdapat gangguan dalam proses belajar baik yang bersifat gangguan kecil dan sementara maupun gangguan yang berkelanjutan. (Depdikbud, 1985). Keterampilan mengelola kelas bagi siswa mempunyai tujuan untuk:
ü  Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya, serta sadar untuk mengendalikan dirinya.
ü  Membantu siswa agar mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.
ü  Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas
·         Komponen keterampilan mengelola kelas yang harus dimiliki oleh guru.
a.Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
1. Menunjukan sikap tanggap.
2. Membagi perhatian.
3. Memusatkan perhatian kelompok.
4. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas.
5. Menegur.
6. Memberi penguatan.
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap respon anak didik yang berkelanjutan, seperti adil, menendai, dan menghentikan perilaku yang menyimpang, memberi penguatan.
·         Prinsip dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas, yaitu :
a. kehangatan dan keantusian dalam mengajar dapat menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
b. penggunaan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang anak untuk berfikir.
c. penggunaan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan
d. keluwesan guru dalam melaksanakan tugas perlu ditingkatkan
e. penekanan pada hal-hal yang positif, serta
f. penanaman disiplin diri sendiri.
7.      Keterampilan  mengajar kelopmpok kecil dan perorangan
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk mengajar klasikal biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan.

·         Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan.
Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari:
1. keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan dengan cara:
·         menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa,
·         mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa,
·         merespon secara positif pendapat siswa,
·         membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,
·         menunjukkan kesiapan untuk membantu,
·         menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta
·         berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.
2. keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:
·         memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya,
·         memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar,
·         membentuk kelompok yang tepat,
·         mengkoordinasikan kegiatan,
·         membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
·         mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.
3. keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, yang ditampilkan dengan cara:
·         memberi penguatan secara tepat,
·          melaksanakan supervisi proses awal,
·         melaksanakan supervisi proses lanjut, serta
·          melaksanakan supervisi pemaduan.
4. keterampilan merancang dan  melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:
·         membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
·         merancang kegiatan belajar,
·          bertindak sebagai penasihat siswa, serta
·         membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri.

8.      Keterampilan  supervisi klinis
Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengemangan profesional guru / calon guru khususnya dalam penampilan mengajar berdasarkan analisis data secara teliti dan objektif sebgai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar terebut.

         Karakteristik Supervisi Klinis
Merujuk pada pengertian yang telah dipaparkan, terdapat beberapa karakteristik supervisi klinis, yaitu:
a.    Perbaikan dalam mengajar mengharuskan guru mempelajari keterampilan intelektual dan bertingkah laku berdasarkan keterampilan tersebut.
b.    Fungsi utama supervisor adalah mengajar keterampilan-keterampilan kepada guru.
ü  Persepsi secara analisi dalam proses pembelajaran
ü  Menganalisis secara rasional
ü  Mengembangkan kurikulum, melaksanakan serta mencobanya.
ü  Penampilan mengajar.
c.    Fokus supervisi klinis adalah:
ü  Perbaikan cara mengajar dan bukan mengubah kepribadian guru.
ü  Dalam perencanaan pengajaran dan analisisnya merupakan pegangan supervisor dalam memperkirakan perilaku mengajar guru.
ü  Pada sejumlah keterampilan mengajar yang mempunyai arti penting bagi pendidikan dan berada dalam jangkauan guru.
ü  Pada analisis yang konstruktif dan memberi penguatan (reinforcement) pada pola-pola atau tingkah laku yang berhasil daripada “mencela” dan “menghukum” pola-pola tingkah laku yang belum sukses.
ü  Didasarkan pada bukti pengamatan dan bukan atas keputusan penilaian yang tidak didukung oleh bukti nyata.
d.    Siklus dalam merencanakan, mengajar dan menganalisis merupakn suatu komunitas dan dibangun atas dasar pengalaman masa lampau.
e.    Supervisi klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima informasi yang dinamis dimana supervisor dan guru merupakan teman sejawat didalam mencari pengertian bersama mengenai proses pendidikan.
f.    Proses supervisi klinis terutama berpusat pada interaksi verbal mengenai analisis jalannya pelajaran.
g.    Setiap guru mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya mengajarnya.
h.    Supervisor mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk menganalisis dan mengevaluasi cara supervisi yang dilakukannya dengan cara yang sama seperti ketika ia menganalisis dan mengevaluasi cara mengajar guru.

1 komentar:

  1. materi yg baik sekali.....
    terimakasih untuk informasinya.....
    bermanfaat banget u ku

    BalasHapus